Melintasi Embun
Ayah sudah berdiri di sampingku, tersenyum – sedikit saja, dan mengacak-acak rambutku. “Ayo berdiri, mari melintasi embun.” Betul, ayah berjanji semalam, janji lama ayah...
Angin Melayang Lewat Jendela Tak Berkaca
"Lha, memang siapa yang jamin Suminah tidak main gila sama laki-laki lain di Singapura?" suara menyakitkan dari Mbak Narti yang ia curi dengar kemarin sore itu masih...
Aku Melayang di Antara Sekumpulan Awan Malam Bermandikan Bintang
Akhirnya aku telepon dia, ‘Nto. Halo, sahutnya, tiga kali. “Halo…halo…halooo…” suaranya begitu.
Gila nggak, sih, ‘Nto, aku nekat begitu? Mungkin nggak, bisa jadi iya. Tapi,...