AUD, punching above its weight!
AUD (Australian Dollar) merupakan mata uang yang cukup aktif diperdagangkan di pasar mata uang dunia. Bagi para trader FX, baik profesional mau pun individu, aktivitas trading mereka pasti sering melibatkan “Aussie” atau Australian Dollar.
Coba kita tilik data BIS (Bank for International Settelements) pada tahun 2016 yang lalu, AUD menempati urutan ke-5 dalam hal transaksi mata uang global, walau pun sebetulnya Australia dalam hal aktivitas perekonomian (GDP size) tidak termasuk top 10 di dunia. Kemudian, sekitar 7% dari total transaksi forex di seluruh dunia melibatkan mata uang AUD, walaupun total output perekonomian Australia hanya sekitar 1% dari perekonomian dunia. Demikian juga data WTO mengungkapkan, bahwa aktivitas perdagangan internasional (ekspor dan impor) Australia hanya sekitar 1% dari total perdagangan dunia.
Tapi kita tahu, fungsi uang tidak hanya sebagai alat pembayaran (“medium of exchange”) tetapi juga sebagai alat penyimpan kekayaan (“store of value”) atau sebagai alat investasi, atau setidaknya memfasilitasi investasi.
Aktifnya perdagangan mata uang Australia mencerminkan berkembang dan stabilnya pasar keuangan Asutralia serta akses yang terbuka bagi pemodal global terhadap pasar Australia. Pula, merefleksikan kepercayaan pelaku finansial global akan kebijakan dan stabilitas ekonomi dan moneter negeri Kangguru ini. Selain itu, ini juga mencerminkan pentingnya Australia dalam supply chain produksi global, karena peran Australia sebagai negara produsen komoditas utama dunia.
AUD dan Komoditas
Komoditas sangat penting bagi perekonomian Australia, dan terutama bagi AUD. Mayoritas ekspor Australia adalah komoditas, dimana bijih besi dan batubara mencakup hampir separuh dari ekspor Australia. Dan Australia sendiri, memproduksi lebih dari separuh biji besi dunia. Belum lagi, komoditas tambang yang lain serta komoditas peternakan dan pertanian.
Memang, perekonomian Australia tidak semata-mata bergantung pada komoditas. Bahkan jika menilik GDP Australia, pertambangan dan sumber daya alam tidak sampai dari 10% dari aktivitas ekonomi. Namun, dari sisi aktivitas ekonomi eksternal (ekspor dan impor), mata uang AUD sangat sensitif terhadap pergerakan harga komoditas, karena harga dan permintaan komoditas menentukan kinerja ekspor Australia. Naik turunnya harga dan permintaan komoditas dunia akan mempengaruhi nilai ekspor Australia, mengakibatkan naik turunnya aliran devisa ke Australia, dan pada akhirnya tentu mempengaruhi supply dan demand AUD di pasar FX, dan nilai kurs AUD.
Di pasar FX global, AUD digolongkan sebagai salah satu mata uang komoditas (“commodity currency”), negara yang ekspornya sangat bergantung pada komoditas. Untuk Australia, bijih besi dan batu bara adalah komoditas utama. Mata uang lain yang juga dikenal sebagai matau uang komoditas di pasar FX global adalah: CAD (Canadian Dollar, terutama minyak bumi), ZAR (South Afrika Rand, terutama logam mulia), CLP (Chilean Peso, terutama tembaga), NZD (New Zealand, terutama dairy/produk susu), dan juga NOK, BRL, serta RUB.
Tetapi, tidak hanya komoditas, sektor properti juga menjadi target investasi asing, terutama warga dari negara-negara Asia, seiring dengan meningkatnya daya beli negara-negara Asia dan daya tarik lifestyle di Australia. Pesona keindahan alam Australia, fasilitas dan infrastruktur yang maju, serta budaya barat yang unik di kawasan Asia, juga menarik kunjungan wisatawan yang membawa aliran devisa masuk. Dan, Australia merupakan negara papan atas dalam hal tujuan pendidikan internasional, terutama bagi warga negara-negara Asia.
Australia, Negara Defisit yang Stabil
Namun perlu diingat, bahwa walau pun Australia menerima aliran devisa yang besar dari ekspor komoditas, investasi di properti, parawisata, pendidikan, dan lain-lain, tapi secara menyeluruh Australia mengalami “defisit kronis” dalam hal neraca transaksi berjalan (current account). Dalam kata lain, jumlah yang harus dibayar Australia ke luar negeri untuk kebutuhan impor barang dan jasa, dan untuk aktivitas ekonomi lainnya, lebih besar dari apa yang diterima Australia daripada dari ekspor dan lain-lain. Luar biasanya, ini telah berlangsung berpuluh-puluh tahun.
Apakah defisit ini sesuatu yang perlu dikhawatirkan? Biasanya, bila sebuah negara (mis. negara berkembang) mengalami defisit neraca transaksi berjalan terus menerus, maka akan terjadi ketidakstabilan makro. Karena untuk menambal defisit tersebut, negara yang bersangkutan harus “meminjam” dana atau “menjual” aset kepada pemodal luar negeri. Logikanya, kita tidak dapat mengelami defisit terus menerus, atau meminta pinjaman terus menerus untuk menambal aset, kecuali nilai aset diturunkan atau menjaga suku bunga yang tinggi secara terus menerus. Penurunan nilai mata uang, yang secara otomatis menurnkan nilai aset sebuah negara, merupakan cara alami dalam menormalisasi sebuah negara dari kondisi defisit neraca pembayaran.
Saya sarankan Anda untuk membaca artikel saya yang lain, mengenai konsep dasar neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan, dan neraca pembayaran.
Indonesia, misalnya, mengalami beberapa krisis dalam beberapa dekade terakhir karena, salah satunya, melebarnya defisit neraca transaksi berjalan yang tidak dikelola dengan baik. Bahkan, seperti kita ketahui, defisit neraca transaksi berjalan ikut berkontribusi terhadap pelemahan mata uang Rupiah dalam tahun-tahun terakhir.
“Namun, Australia adalah sebuah kasus yang unik di dunia.”
Namun, Australia adalah sebuah kasus yang unik di dunia. Hampir setengah abad lamanya, Australia mengelami defisit Neraca Transaksi Berjalan, dan perkonomian terus tumbuh dengan baik, stabilitas makro juga relatif terjaga. Mata uang walau mengalami volatilitas, hampir tidak pernah mencapai titik krisis atau menyebabkan krisis pada ekonomi.
Secara singkat ini dapat dijelaskan oleh kemampuan Australia untuk memberikan kompensasi atas defisit tersebut, yaitu menjanjikan hasil investasi yang lebih baik pada investor asing. Yaitu, dengan tingkat suku bunga yg lebih tinggi, dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, dan meyakinkan investor akan kemampuannya di masa yang akan datang secara sustainable menghasilkan devisa, yaitu dengan cadangan sumber daya alam komoditas yang besar yang siap untuk dieksploitasi.
Perlu saya ingatkan, pergerakan mata uang sangat kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor. Tidak ada satu faktor yang dapat sepenuhnya dan secara konsisten. Komoditas adalah faktor yang cukup dominan bagi AUD, namun tentu juga suku bunga, ekspektasi mengenai pertumbuhan ekonomi dan prospek tingkat investasi, dan dalam jangka yang lebih panjang juga terms of trade dan produktivitas.
“Perlu saya ingatkan, pergerakan mata uang sangat kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor.”
Sebagian mungkin berfikir, kalau begitu saya tinggal mengikuti pasar komoditas untuk dapat memprediksi AUD. Masalahnya, memprediksi harga komoditas tidak kalah pelik dan kompleksnya!
Salam, RF – www.FrindosOnFinance.com
Feel free to share with buttons below. Thank you.